Psikologi Manajemen
(Minggu Ke Dua)
PERENCANAAN
Definisi
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Menurut beberapa ahli :
1.
Erly Suandy
Perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi
(perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas
strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan
operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara
menyeluruh.
2.
Garth N.Jone
Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembangan dari
pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
3.
M.Farland
Perencanaan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan
menggunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
4.
Abdulrachman
Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta
dan perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan
tindakan-tindakan kemudian.
5.
Siagian
Perencanaan adalah keseluruhan prose pemikiran dan penetuan
secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang
dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
6.
Terry
Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta,
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang
dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini
diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.
7.
Kusmiadi
Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih
tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara percapainya.
8.
Soekartawi
Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasikan
berbagai sumber daya yang tersedia.
Teori-Teori
Perencanaan
1. Teori perencanaan dalam reformasi politik
2. Teori perencanaan dalam reformasi lingkungan
Contoh Kasus :
Bank Century yang berdiri pada 6 Desember 2004 tersebut, pada
akhirnya harus kolaps dan
meninggalkan berbagai masalah yang belum tuntas, bahkan masalah tersebut seakan
berangsur menghilang. Tahun 1989 Bank ini dibuat oleh Robert Tantular dengan
nama Bank Century Intervest Corporation (Bank CIC). Dari awal kemunculannya
saja, Bank ini sudah menimbulkan keraguan karena proses perencanaannya yang
tidak optimal. Terbukti pada bulan Maret tahun 1999. Bank CIC melakukan
penawaran umum terbatas atau biasa disebut Rights
Issue pertama pada Maret 1999 kepada Bank Indonesia. Dibawah naungan Robert
Tantular, Bank ini dinyatakan tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan oleh Bank
Indonesia. Lalu pada tahun 2002, auditor Bank Indonesia menemukan rasio modal
Bank CIC minus 83,06 %, sehingga menyebabkan Bank tersebut kekurangan modal
sebesar Rp. 2,67 Triliun.
Bulan Maret 2003 Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas yang
ke-3, namun lagi-lagi gagal. Alasannya, karena pada tahun yang sama Bank CIC
diketahui memiliki masalah yang terindikasikan dengan surat-surat berharga
valuta asing sekitar Rp. 2 Triliun. Atas saran dari Bank Indonesia, akhirnya
pada 22 Oktober 2004 berdiri Bank Century dari merger Bank Danpac, Bank Pikko,
dan Bank CIC dengan pengesahannya 6 Desember di tahun yang sama. Melalui bukti
ini cukup kiranya menjadikan Bank Century sebagai cotoh proses perencanaan yang
kurang baik. Terlihat dari masalah minus
modal sehingga menyebabkan bank ini ditolak Rights Issuenya, seharusnya kalau
memang perencanaannya itu baik, mestinya dari awal sudah tahu kalau modal yang
ada masih belum cukup untuk membangun sebuah bank. Ditambah kasus yang tidak
kunjung selesai dan masih menimbulkan tanda tanya besar seputar pengeluaran
dana talangaan Rp. 6,762 Triliun untuk membantu Bank Century dalam mengganti
uang nasabahnya yang tidak bisa dikendalikan. Terkait masalah ini, penyebab
utamanya adalah ketidaksinambungan proses pengelolaan dan pengendalian risiko
likuiditas.
Bank Century di
Indonesia
Analisis :
Seharusnya
pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas tersebut dilakukan
secara sistematis. Artinya dilakukan secara teratur. Tujuan utama dari
penerapan manajemen risiko likuiditas ini adalah memastikan tercukupinya dana
harian baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan krisis. Jika perencanaan
manajemen risiko likuiditas yang dilakukan Bank Century baik, setidaknya tidak
akan ditemukan minus modal pada Bank tersebut. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan,
auditor Bank Indonesia justru menemukan minus tersebut. Hal ini tentu saja
patut dipertanyakan keabsahannya, serta patut dikonfirmasi kebenaran pengecekan
tersebut, apa benar terdapat minus modal jika kalau perencanaan yang dilakukan
Bank Century kala itu sudah baik. Tetapi, tentunya pihak Bank Indonesia tidak
akan semudah itu memutuskan kalu tidak ada bukti-bukti yang relevan terkait
Bank tersebut. Sasaran daripad manajemen risiko likuiditas itu sendiri adalah
mengidentifikasi, mengukur, memantau, serta mengendalikan jalannya aktivitas
kegiatan Bank. Masih dalam masalah minus modal tadi, dibuat pengandaian saja
bahwa pihak Bank Century telah melakukan kegiatan manajemen risiko likuiditas. Seburuk-buruknya penerapan
manajemen risiko, apabila dilakukan dengan benar maka dampak negatif yang akan
terlalu besar. Penyebabnya karena proses pengelolaan dan pengendalian risiko
likuiditas tidak dilakukan secara sistematis dan not built control oleh setiap unit kerja. Artinya tidak ada
koordinasi yang baik antara pihak atasan dengan bawahan terkaitdengan
pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas yang telah diterapkan. Faktor
lain yang mempengaruhi Bank Century kala itu mengalami minus modal. Karena
sebagian besar uangnya telah dicuri, atau ada faktor lain diluar perkiraan.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN PERENCANAAN
Proses perencanaan terdiri dari 5 tahap :
1.
Penetapan tujuan organisasi
Merupakan
bagian awal dari proses penyusunan perencanaan. Perumusan tujuan harus dibuat
sejelas mungkin dan sedapat mungkin bersifat kuantitatif. Karena memiliki
kecenderungan dalam salah tafsir dari berbagai pihak atau dapat menimbulkan
salah persepsi.
Aspek yang harus diperhatikan di dalam penetapan tujuan meliputi
:
1. Skala prioritas tujuan
2. Kerangka waktu tujuan
3. Konflik diantara tujuan
4. Pengukuran tujuan
2.
Mendefinisikan situasi sekarang
Seberapa
jauh suatu organisasi gagal mencapai atau berhasil mencapainya dan berbagai
faktor yang mempengaruhi. Manajer harus menyadari bahwa situasi dan keadaan sekarang sangat dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi sebelumnya, sedangkan posisi sekarang sangat dipengaruhi
akan mempengaruhi situasi dan kondisi yang akan datang.
3.
Mengenal dukungan dan kendala
Setiap
penyusunan rencana sebaiknya mengenal yang akan mendukung perencanaan yang
disusun dan kendala yang merintanginya. Dengan mengenal dukungan dan kendala
maka manajer akan dapat mengantisipasi sedini mungkin tentang berbagai hal yang
akan terjadi dari kemungkinan terburuk sampai kemungkinan terbaik.
4.
Mengembangkan premis perencanaan
Premis
disini adalah asumsi tentang lingkungan diman organisasi itu berada. Lingkungan
organisasi yang sedang berubah akan sangat mempengaruhi aktivitas organisasi.
Manajer yang ahli akan senantiasa berusaha memanfaatkan sumber informasi yang
tersedia guna mengantisipasi dan
merencanakan metode yang tepat untuk disesuaikan dengan segala kemungkinan yang
akan terjadi.
5.
Mengembangkan metode pengawasan operasi rencana
Didalam
metode pengawasan telah diperhitungkan berbagai permaslahan dan Kendala di
lapangan serta berbagai cara menanggulanginya. Jika metode pengawasan tidak
dipersiapkan terlebih dahulu maka terjadi permasalahan atau kendala di lapangan
maka pengawasannya cenderung kurang sistematis dan cenderung bersifat acak.
Pengawasan melibatkan analisis berkelanjutan dan pengukuran operasi aktual
terhadap standar yang dikembangkan adan dirumuskan di dalam proses
perencanaan.
Referensi :
Dodi.
2002. Perencanaan Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Ekowati,
Mas Roro Lilik. 2005. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Kebijakan atau
Program, Surakarta: Pustaka Cakra
0 comments:
Post a Comment