Sunday, February 1, 2015

Perencanaan Penetapan Manajemen

Edit Posted by with No comments


Psikologi Manajemen (Minggu Ke Dua)

PERENCANAAN

Definisi
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Menurut beberapa ahli :
1.      Erly Suandy
Perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
2.      Garth N.Jone
Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembangan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
3.      M.Farland
Perencanaan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan menggunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
4.      Abdulrachman
Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
5.      Siagian
Perencanaan adalah keseluruhan prose pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
6.      Terry
Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.
7.      Kusmiadi
Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara percapainya.
8.      Soekartawi
Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasikan berbagai sumber daya yang tersedia.
Teori-Teori Perencanaan
1.      Teori perencanaan dalam reformasi politik
2.      Teori perencanaan dalam reformasi lingkungan
Contoh Kasus :

Bank Century yang berdiri pada 6 Desember 2004 tersebut, pada akhirnya harus kolaps dan meninggalkan berbagai masalah yang belum tuntas, bahkan masalah tersebut seakan berangsur menghilang. Tahun 1989 Bank ini dibuat oleh Robert Tantular dengan nama Bank Century Intervest Corporation (Bank CIC). Dari awal kemunculannya saja, Bank ini sudah menimbulkan keraguan karena proses perencanaannya yang tidak optimal. Terbukti pada bulan Maret tahun 1999. Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas atau biasa disebut Rights Issue pertama pada Maret 1999 kepada Bank Indonesia. Dibawah naungan Robert Tantular, Bank ini dinyatakan tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan oleh Bank Indonesia. Lalu pada tahun 2002, auditor Bank Indonesia menemukan rasio modal Bank CIC minus 83,06 %, sehingga menyebabkan Bank tersebut kekurangan modal sebesar Rp. 2,67 Triliun.
Bulan Maret 2003 Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas yang ke-3, namun lagi-lagi gagal. Alasannya, karena pada tahun yang sama Bank CIC diketahui memiliki masalah yang terindikasikan dengan surat-surat berharga valuta asing sekitar Rp. 2 Triliun. Atas saran dari Bank Indonesia, akhirnya pada 22 Oktober 2004 berdiri Bank Century dari merger Bank Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC dengan pengesahannya 6 Desember di tahun yang sama. Melalui bukti ini cukup kiranya menjadikan Bank Century sebagai cotoh proses perencanaan yang kurang baik. Terlihat dari masalah  minus modal sehingga menyebabkan bank ini ditolak Rights Issuenya, seharusnya kalau memang perencanaannya itu baik, mestinya dari awal sudah tahu kalau modal yang ada masih belum cukup untuk membangun sebuah bank. Ditambah kasus yang tidak kunjung selesai dan masih menimbulkan tanda tanya besar seputar pengeluaran dana talangaan Rp. 6,762 Triliun untuk membantu Bank Century dalam mengganti uang nasabahnya yang tidak bisa dikendalikan. Terkait masalah ini, penyebab utamanya adalah ketidaksinambungan proses pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas.
Bank Century di Indonesia
Analisis :

Seharusnya pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas tersebut dilakukan secara sistematis. Artinya dilakukan secara teratur. Tujuan utama dari penerapan manajemen risiko likuiditas ini adalah memastikan tercukupinya dana harian baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan krisis. Jika perencanaan manajemen risiko likuiditas yang dilakukan Bank Century baik, setidaknya tidak akan ditemukan minus modal pada Bank tersebut. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, auditor Bank Indonesia justru menemukan minus tersebut. Hal ini tentu saja patut dipertanyakan keabsahannya, serta patut dikonfirmasi kebenaran pengecekan tersebut, apa benar terdapat minus modal jika kalau perencanaan yang dilakukan Bank Century kala itu sudah baik. Tetapi, tentunya pihak Bank Indonesia tidak akan semudah itu memutuskan kalu tidak ada bukti-bukti yang relevan terkait Bank tersebut. Sasaran daripad manajemen risiko likuiditas itu sendiri adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, serta mengendalikan jalannya aktivitas kegiatan Bank. Masih dalam masalah minus modal tadi, dibuat pengandaian saja bahwa pihak Bank Century telah melakukan kegiatan manajemen  risiko likuiditas. Seburuk-buruknya penerapan manajemen risiko, apabila dilakukan dengan benar maka dampak negatif yang akan terlalu besar. Penyebabnya karena proses pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas tidak dilakukan secara sistematis dan not built control oleh setiap unit kerja. Artinya tidak ada koordinasi yang baik antara pihak atasan dengan bawahan terkaitdengan pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas yang telah diterapkan. Faktor lain yang mempengaruhi Bank Century kala itu mengalami minus modal. Karena sebagian besar uangnya telah dicuri, atau ada faktor lain diluar perkiraan.
  
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN PERENCANAAN

Proses perencanaan terdiri dari 5 tahap :
1.      Penetapan tujuan organisasi
Merupakan bagian awal dari proses penyusunan perencanaan. Perumusan tujuan harus dibuat sejelas mungkin dan sedapat mungkin bersifat kuantitatif. Karena memiliki kecenderungan dalam salah tafsir dari berbagai pihak atau dapat menimbulkan salah persepsi.
Aspek yang harus diperhatikan di dalam penetapan tujuan meliputi :
1.      Skala prioritas tujuan
2.      Kerangka waktu tujuan
3.      Konflik diantara tujuan
4.      Pengukuran tujuan
2.      Mendefinisikan situasi sekarang
Seberapa jauh suatu organisasi gagal mencapai atau berhasil mencapainya dan berbagai faktor yang mempengaruhi. Manajer harus menyadari bahwa situasi dan  keadaan sekarang sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sebelumnya, sedangkan posisi sekarang sangat dipengaruhi akan mempengaruhi situasi dan kondisi yang akan datang.
3.      Mengenal dukungan dan kendala
Setiap penyusunan rencana sebaiknya mengenal yang akan mendukung perencanaan yang disusun dan kendala yang merintanginya. Dengan mengenal dukungan dan kendala maka manajer akan dapat mengantisipasi sedini mungkin tentang berbagai hal yang akan terjadi dari kemungkinan terburuk sampai kemungkinan terbaik.
4.      Mengembangkan premis perencanaan
Premis disini adalah asumsi tentang lingkungan diman organisasi itu berada. Lingkungan organisasi yang sedang berubah akan sangat mempengaruhi aktivitas organisasi. Manajer yang ahli akan senantiasa berusaha memanfaatkan sumber informasi yang tersedia guna mengantisipasi  dan merencanakan metode yang tepat untuk disesuaikan dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
5.      Mengembangkan metode pengawasan operasi rencana
Didalam metode pengawasan telah diperhitungkan berbagai permaslahan dan Kendala di lapangan serta berbagai cara menanggulanginya. Jika metode pengawasan tidak dipersiapkan terlebih dahulu maka terjadi permasalahan atau kendala di lapangan maka pengawasannya cenderung kurang sistematis dan cenderung bersifat acak. Pengawasan melibatkan analisis berkelanjutan dan pengukuran operasi aktual terhadap standar yang dikembangkan adan dirumuskan di dalam proses perencanaan.   
Referensi :

Dodi. 2002. Perencanaan Pembangunan Daerah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Ekowati, Mas Roro Lilik. 2005. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Kebijakan atau Program, Surakarta: Pustaka Cakra

0 comments:

Post a Comment