Abraham Maslow dipandang sebagai bapak dari psikologi humanistik. Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya. Lima macam kebutuhan hirarki pada manusia meliputi yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan rasa cinta dan memiliki
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu :
A. Memusatkan perhatian pada person
B. Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia
C. Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari
D. Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia
Kelebihan
1. Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
2. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Kekurangan
1. Tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
2. Tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.
3. Teori tidak dapat di uji dengan mudah.
Teknik-teknik Terapi Humanistik Eksistensial
Teori eksistensial humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur konseling bisa dipungut dari beberapa teori konseling lainnya separti teoriGestalt dan Analisis Transaksional. Tugas konselor disini adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya.
Tahap-tahap Pelaksanaan Terapi Humanistik Eksistensial
Berfokus untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka, serta bertanggungjawab atas penggunaan kebebasan pribadinya.
1. Tahap pertama
Konselor membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi asumsi mereka terhadap dunia. klien diajak mendefinisikan cara panadang agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajakan mereka bercermin pada eksitensial mereka dan meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.
2. Tahap kedua
Klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dan sistem mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
3. Tahap ketiga
Berfokus untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang konkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial , teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka, serta bertanggung jawab atas penggunaan kebebasan pribadinya.
Reperensi
Mahmud, Drs. M. Dimyati. 1990. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: BPFE.
Sugihartono, dkk. 2006. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.
Kamis, 03 Januari 2013
http://tikafardina.blogspot.co.id/2013/01/teori-belajar-humanistik.html
Jumat, 11 Februari 2011
http://idarianawaty.blogspot.co.id/2011/02/teori-humanistik.htm
0 comments:
Post a Comment