Saturday, January 24, 2015

Empowerment, Stres, dan Konflik

Edit Posted by with No comments



Psikologi Manajemen (Minggu Ke Dua Belas)


A.      Definisi Empowerment
1.    Menurut Noe et.al (1994) (dalam Soetjipto, B.W., & Usmara, A: 2002)
  Empowerment (pemberdayaan) merupakan pemberian tanggung jawab dan wewenang terhadap pekerjaan untuk mengambil keputusan menyangkut semua pengembangan produk dan pengambilan keputusan.
2.    Menurut Khan (1997) (dalam Soetjipto, B.W., & Usmara, A: 2002)
  Empowerment  (pemberdayaan) merupakan hubungan antar personal yang berkelanjutan untuk membangun kepecayaan antar karyawan dan manajemen.
3.    Menurut Byars dan Rue (1997) (dalam Soetjipto, B.W., & Usmara, A: 2002)
   Empowerment (pemberdayaan) merupakan bentuk desentralisasi yang melibatkan pada bawahan dalam membuat keputusan.
B.       Kunci efektif Empowerment
Hulme & Turner (1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang  tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu pemberdayaan sifatnya individual dan kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan kekuasaan kekuatan yang berubah antar individu, kelompok dan lembaga.
C.      Definisi Stres
Brealey (2002) memberikan definisi stres sebagai suatu respon psikologis dari tubuh terhadap tekanan yang diterimanya, khususnya berbagai kejadian yang mengancam, menantang, atau mengandung unsur perubahan. Ketika tuntutan yang dibebankan pada seseorang berlebihan atau melebihi kemampuan yang dimiliki maka akan membuat seseorang tersebut berada dibawah stres yang berlebihan.
D.      Sumber Stres
1. Sumber stres dari organisasi (seperti tuntutan-tuntutan, dan tanggungjawab yang besar), struktur organisasi, hubungan dalam organisasi, keberadaan organisasi, dan hubungan organisasi dengan pihak luar.
2.    Sumber stres dari kehidupan, seperti kehilangan pasangan hidup.
3. Kondisi pekerjaan, seperti kondisi lingkungan, baik lingkungan  maupun lingkungan kehidupan, overload, deprivational stress, pekerjaan berisiko tinggi dan iklim.
4.    Ambiguitas dalam berperan dan faktor interpersonal.
5.    Perkembangan karir.
6.    Cita-cita, dan ambisi.
7.    Kurangnya kontrol yang dirasakan.
8.    Diri individu, seperti usia, kondisi fisik, dan faktor kepribadian.
E.       Pendekatan Stres
Menurut Robbins, ada dua pendekatan dalam mengatasi stres, yaitu:
1.    Pendekatan individual
Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti efektif :
1.    Teknik manajemen waktu
2.    Meningkatkan latihan fisik
3.    Pelatihan pengenduran (relaksasi)
4.    Perluasan jaringan dukungan sosial
2.    Pendekatan Perusahaan (Organisasional)
Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran, struktur organisasi dikendalikan oleh manajemen. Strategi yang digunakan
1.    Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja
2.    Penggunaan penetapan tujuan yang realistis
3.    Perancangan ulang pekerjaan
4.    Peningkatan keterlibatan kerja
5.    Perbaikan komunikasi organisasi
6.    Penegakkan program kesejahteraan korporasi
Daftar Pustaka
08 Mei 2009
11 Januari 2014
Soetjipto, B.W., & Usmara, A. (2002). Paradigma baru manajemen sumber daya manusia. The University of Michigan: Amara Books
Hulme, D., & Turner, M. (1990). Sociology of Development: Theories, Policies and Practices. Hertfordshire: Harvester Whearsheaf.
Brealey, E. (2002). Seri 10 Menit Menghilangkan Stres (terjemahan Sara C.Simanjuntak). Batam: Karisma Publishing Group.
Robbins, P.S. (2002). Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Prehallindo.