Friday, November 21, 2014

Actuating dalam Manajemen

Edit Posted by with No comments


Psikologi Manajemen (Minggu Ke Tujuh)

Prinsip Actuating
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan. Pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu :
1.    Prinsip mengarah pada tujuanPrinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan.
2.    Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan.
3.    Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan.
Mencapai Actuating Managerial yang Efektif
Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di muka. Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1.    Orientasi
merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya.
Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
1)    Tugas itu sendiri
2)    Tugas lain yang ada hubungannya
3)    Ruang lingkup tugas
4)   Tujuan dari tugas
5)    Delegasi wewenang
6)    Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7)    Hubungan antara masing-masing tenaga kerja
2.    Perintah
merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal  dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Adapun perintah yang dapat berupa :
1)    Perintah umum dan khusus
2)    Perintah lisan dan tertulis
3)    Perintah formal dan informal
3.     Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagan dibawah ini :
1)      Penentuan Masalah
2)     Penetapan Tujuan
3)      Penetapan Tugas dan sumber daya penunjang
4)     Menggerakan dan Mengarahkan
5)      Memiliki Keberhasilan SDM
Contoh Kasus
Di Gugus Depan X, Pradana (ketua dewan ambalan) memerintahkan anggotanya untuk menaikkan barang-barang perlengkapan kemah ke atas truk. Anggotanya terlihat enggan melakukan perintahnya dan menanggapi dengan acuh tak acuh. Salah seorang anggota dewan ambalan yang cukup disegani berdiri dan berteriak, “Semangat kawan-kawan, mari kita kerjakan!” Karena ajakannya, semuanya jadi bergairah dan mulai bekerja menaikkan barang-barang.
   Analisis
Menurut contoh kasus tersebut, Pradana sebagai ketua dewan ambalan telah memberikan perintah kepada anggotanya. Hal ini menunjukan bahwa Pradana melakukan tugasnya sebagai seorang pemimpin dengan memberikan intruksi kepada anggota. Tindakan actuating yang ada pada kasus ini sebagaimana dilakukan oleh salah satu anggota dewan ambalan yang disegani dalam organisasi tersebut. Dia melakukan gerak aksi (actuating) dalam arti yang sebenarnya yaitu melakukan ajakan atau bujukan kepada anggota lainnya dengan berdiri dan berteriak, lain halnya dengan ketua dewan ambalan yang hanya memberikan intruksi tanpa memberikan ajakan secara motorik.
 


Sumber :
Robbins P. Stephens. 1989. Oranizational Behavior. New Jersey
Cribbin J. James. 1981. Kepemimpinan ( Strategi mengefektifkan organisasi ). New York

0 comments:

Post a Comment