Psikologi Manajemen
(Minggu Ke Tujuh)
Prinsip Actuating
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan. Pengarahan
yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu :
1.
Prinsip mengarah pada tujuanPrinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan
bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan
terhadap usaha mencapai tujuan.
2.
Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn
tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan.
3.
Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini
sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan.
Mencapai Actuating Managerial
yang Efektif
Pada umumnya, pimpinan
menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia
bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari
prinsip-prinsip di muka. Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa
:
1.
Orientasi
merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu
agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini
diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan
memberikan pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya.
Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat
berupa diantara lain, :
1)
Tugas itu sendiri
2)
Tugas lain yang ada hubungannya
3)
Ruang lingkup tugas
4)
Tujuan dari tugas
5)
Delegasi wewenang
6)
Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7)
Hubungan antara masing-masing tenaga kerja
2.
Perintah
merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada
dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan
tertentu. Jadi, perintah itu berasal
dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan
bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Adapun perintah yang dapat
berupa :
1)
Perintah umum dan khusus
2)
Perintah lisan dan tertulis
3)
Perintah formal dan informal
3.
Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan
pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan
sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagan
dibawah ini :
1)
Penentuan Masalah
2)
Penetapan Tujuan
3)
Penetapan Tugas dan sumber daya penunjang
4)
Menggerakan dan Mengarahkan
5)
Memiliki Keberhasilan SDM
Contoh Kasus
Di Gugus Depan X, Pradana (ketua
dewan ambalan) memerintahkan anggotanya untuk menaikkan barang-barang
perlengkapan kemah ke atas truk. Anggotanya terlihat enggan melakukan
perintahnya dan menanggapi dengan acuh tak acuh. Salah seorang anggota dewan ambalan yang
cukup disegani berdiri dan berteriak, “Semangat kawan-kawan, mari kita
kerjakan!” Karena ajakannya, semuanya jadi bergairah dan mulai bekerja
menaikkan barang-barang.
Analisis
Menurut contoh kasus tersebut,
Pradana sebagai ketua dewan ambalan telah memberikan perintah kepada
anggotanya. Hal ini menunjukan bahwa Pradana melakukan tugasnya sebagai seorang
pemimpin dengan memberikan intruksi kepada anggota. Tindakan actuating yang ada pada kasus ini
sebagaimana dilakukan oleh salah satu anggota dewan ambalan yang disegani dalam
organisasi tersebut. Dia melakukan gerak aksi (actuating) dalam arti yang sebenarnya yaitu melakukan ajakan atau
bujukan kepada anggota lainnya dengan berdiri dan berteriak, lain halnya dengan
ketua dewan ambalan yang hanya memberikan intruksi tanpa memberikan ajakan
secara motorik.
Sumber :
Robbins P. Stephens. 1989. Oranizational Behavior. New
Jersey
Cribbin J. James. 1981. Kepemimpinan
( Strategi mengefektifkan organisasi ). New York
0 comments:
Post a Comment