Sunday, February 1, 2015

Empowerment, Stres, dan Konflik

Edit Posted by with No comments


Psikologi Manajemen (Minggu Ke Tiga Belas)
F.        Definisi Konflik
Menurut beberapa tokoh :
1.      Menurut Ross (1993)
Bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
2.      Menurut Robbins (2002)
Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negative atau akan segera mempengaruhi secara negative pihak lain.
3.      Menurut Sopiah (2008)
Konflik itu adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya.
4.      Menurut Soetopo (2010)
Konflik adalah suatu pertentangan dan ketidakseusaian kepentingan, tujuan, dan kebutuhan dalam situasi formal, sosial, dan psikologis, sehingga menjadi antagonis, ambivalen, dan emosional.
G.      Jenis-jenis Konflik
Menurut Handoko ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :                         
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflk antar peranan (seperti antara manajer dan bawahan).
3.  Konflik antara individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.
4.    Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, Karena terjadi pertentangan antar kelompok. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
5.   Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dan sistem peekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah dan penggunaan sumber daya lebih efisien.  Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.
H.      Proses Konflik
Menurut Robbins & Timothy (2008), proses konflik dapat dipahami sebagai sebuah proses yang terdiri atas lima tahapan :
1.      Potensi pertentangan, atau ketidakselarasan
2.      Kognisi, dan personalisasi
3.      Maksud
4.      Perilaku
5.      Akibat
Contoh kasus
pada waktu ada memo dari Kantor Pusat Regional di Hongkong, yang mengatakan sebuah program regional yang akan dilaksanakan di Bali memerlukan seorang country coordinator untuk membantu team yang terdiri dari berbagai bangsa. Aku tertarik dengan mega proyek ini oleh karena itu aku memberanikan diri untuk bicara dengan pimpinan. ”Pak saya melihat ada kesempatan untuk menjadi country coordinator untuk event di Bali yang berskala Asia Pacific. Pak, bolehkan saya mengambil job itu ?” demikian kataku suatu pagi. Boss ku agak kaget, dan dia bertanya sampai dua kali, ”Are you sure? Ini tugas berat lho, karena peserta dari event ini berjumlah lebih dari 1000 orang dan ini pekerjaan besar. Lagian pekerjaan kamu yang sehari-hari tetap harus dikerjakan.”. Aku dengan yakin menyahut: ” Pak ini adalah kesempatan baik untuk mendapat ekspose international, lebih dari itu Pak, saya bisa mengajak beberapa sekretaris untuk bergabung nanti pada saatnya. Kan bisa menjadi semacam pengalaman buat mereka.” Boss ku agak terhenyak, lalu berpikir sejenak. Lalu akhirnya dia mengatakan: “ Ok, let’s do it”.
Itu kemudian menjadi event yang sangat dikenang oleh semua sekretaris di perusahaan ku karena aku kemudian mengajak semua sekretaris bekerja di Bali selama 1 minggu lebih. Dan yang paling penting adalah pengalaman. Salah satu nilai tambah yang bisa diberikan sekretaris eksekutif adalah menciptakan sarana untuk sekretaris yang lebih junior untuk berkembang dengan mendapat pengalaman baru. Selain itu, bila kita sebagai sekretaris eksekutif memperlihatkan keyakinan dan kemauan, maka biasanya boss kita dan perusahaan akan mendukung sepenuhnya.
Sebagai catatan, pada masa itu seluruh karyawan mendapatkan pendidikan Leadership dan Seven Habit of Highly Effective People. Aku rasa tentu ada pengaruhnya terhadap kinerja karyawan secara keseluruhan. Karena dengan bekal ini sikap empowered bisa tumbuh dan berkembang.

Daftar Pustaka
Sabtu, 05 April 2008
Rabu, 19 Desember 2007
Kamis, 20 Februari 2014
Jum’at, 19 Oktober 2012
Handoko, T. H. (1949). Library of Management. New York: McGraw-Hill.
Robbins, S.P. (2002). Perilaku Organisasi. Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: PT Prenhallindo.
Robbins, S.P., & Timothy, A.J. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Ross, M.H.R. (1993). The management of conflict: interpretations and interests in comparative perspective. London: Yale University Press.
Soetopo, H. (2010). Perilaku Organisasi Teori, dan Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Offset.

0 comments:

Post a Comment