Friday, October 17, 2014

Perencanaan Penetapan Manajemen

Edit Posted by with No comments
Psikologi Manajemen (Minggu Ketiga)


MANFAAT PERENCANAAN
Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya :
1.      Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2.      Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama
3.      Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
4.      Pemilihan berbagai alternatif terbaik
5.      Standar pelaksanaan dan pengawasan
6.      Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
7.      Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
8.      Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
9.      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
10.  Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
11.  Menghemat waktu, usaha dan dana
      Dalam perencanaan ada beberapa langkah, diantaranya :
Tahap I            : menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Tahap II          : merumuskan keadaan saat ini
Tahap III         : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
     Tahapa IV       : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
Syarat Perencanaan
Perencanaan yang dibuat harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Ø  Faktual dan realistik
Ø  Logis dan rasional
Ø  Fleksibel
Ø  Kontinuitas
Ø  Dialektis
Sifat Perencanaan
a.       Kontribusi terhadap tujuan (contribution of onjective)
Yaitu perencanaan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan.
b.      Kedudukan yang istemewa dari suatu perencanaan (primacy of planning)
Bahwa setiap perencanaan selalu mendapat tempat yang pertama dalam suatu proses manajemen dan perencanaan harus mampu memberikan arah terhadap proses manajemen selanjutnya.
c.       Kemampuan pengisian dari planning (pervasiveness of planning)
Yaitu perencanaan merupakan dasar manajemen yang berisi tujuan dan cara pencapaiannya.
d.      Efisiensi dari perencanaan (effeciency of planning)
Rencana yang telah direncanakan dapat tercapai dengan cara yang efisien.
Tujuan Perencanaan
a.       Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya
b.      Mengetahiu kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
c.    Mengetahiu siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya
d.      Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
e.    Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu
f.       Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
g.      Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
h.      Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
i.        Mengarahkan pada pencapaian tujuan
JENIS PERENCANAAN DALAM ORGANISASI
1.      Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya. Perencanaan ini merupakan proses dimana eksekutif atau top manajer meramal arah jangka panjang dari suatu entitas dengan menetapkan target spesifik pada kinerja, dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal untuk melakukan tindakan perencanaan yang dipilih.
Hal ini biasanya dilakukan dalam organisasi pada tingkat manajerial, atau tingkat tertinggi perintah, yang dilakukan dengan cara taktik dan prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau diberikan perencanaan jangka panjang lebih dari 5 tahun.
Perencanaan strategis juga merupakan suatu hal untuk merencanakan strategi dalam segala hal, atau dalam kehidupan sehari-hari setiap orang.
2.      Perencanaan Taktis atau Taktik
Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian.
Bagian taktis merupakan proses yang berkelanjutan, yang bertujuan dalam waktu dekat, merampingkan pengambilan keputusan dan menentukan tindakan. Bagian Ini dilakukan secara sistemik karena merupakan totalitas yang dibentuk oleh sistem dan subsistem, seperti yang terlihat dari sudut pandang sistemik. Apakah iteratif, dan proyek mana yang harus fleksibel dan menerima penyesuaian dan koreksi. Teknik ini memungkinkan pengukuran siklus dan evaluasi sebagai dijalankan yang secara dinamis dan interaktif dilakukan dengan orang lain, dan merupakan teknik yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari efisiensi.
3.      Perencanaan Operasional
Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan menafsirkan keputusan strategis, tingkat tertinggi, ke dalam rencana konkrit di tengah dan membuat rencana yang akan dilakukan dan, pada gilirannya, dibagi lagi menjadi rencana operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat operasional.
Karena jadwal pada tingkat operasional sesuai dengan set bagian homogen dari perencanaan taktis, yaitu, mengidentifikasi prosedur spesifik dan proses yang diperlukan di tingkat bawah organisasi, menyajikan rencana aksi atau rencana operasional. Hal ini dihasilkan oleh tingkat organisasi yang lebih rendah, dengan fokus pada kegiatan rutin perusahaan, oleh karena itu, rencana dikembangkan untuk waktu yang singkat.  
Perencanaan Operasional ini dilakukan pada karyawan di tingkat terendah dari organisasi. Membuat perencanaan kecil sebuah organisasi dan merinci bagaimana tujuan akan dicapai. Bahkan, semua titik dasar perencanaan terjadi di tingkat operasional, yang sangat mempengaruhi dan menentukan, bersama dengan, hasil taktik.
Termasuk tugas-tugas operasional dan skema operasi yang benar dan efisien dalam menjalani sistem pendekatan reduksionis proses khas ditutup. Hal ini dilakukan berdasarkan proses diprogram dan teknik komputasi. Ini mengubah ide menjadi kenyataan, atau mengeksekusi tujuan dari suatu tindakan melalui berbagai rute, jangka pendek pekerjaan umumnya kurang dari 1 tahun.
4.      Perencanaan Normatif
Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar, metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan. Standar-standar tentang pendirian aturan  atau undang-undang dan kebijakan dalam setiap kelompok atau organisasi, terutama untuk menjaga pengendalian, pemantauan dan pengembangan perencanaan dan pengembangan standar dan kebijakan. Perencanaan berhubungan erat dengan desain struktur organisasi. Ini berlaku di daerah yang sangat spesifik, yang umumnya adalah mereka yang mengawasi dan menentukan aspek pada tingkat lainnya tidak dapat dipisahkan.
Ruang Lingkup Perencanaan
1.      Perencanaan Dimensi Waktu
            a.       Perencanaan Jangka Panjang
            b.      Perencanaan Jangka Menengah
            c.       Perencanaan Jangka Pendek
2.      Perencanaan Dimensi Spasial
            a.       Perencanaan Nasional
            b.      Perencanaan Regional
            c.       Perencanaan Tata Ruang
3.      Perencanaan Dari Dimensi Tingkatan Teknis Perencanaan
            a.       Perencanaan Makro
            b.      Perencanaan Mikro
            c.       Perencanaan Sektoral
            d.      Perencanaan Kawasan
            e.       Perencanaan Proyek
4.      Perencanaan Dari Dimensi Jenis
5.      Perencanaan Dari atas ke Bawah
6.      Perencanaan Dari Bawah ke Atas
7.      Perencanaan Menyerong Kesamping
8.      Perencanaan Mendatar
9.      Perencanaan Menggelinding
10.  Perencanaan Gabungan Atas Kebawah dan Bawah Keatas
Teori Perencanaan
Hudson dalam Tunner (1981) menyatakan taksonomi perencanaan antaralain sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi dan radikal selanjutnya di kembangkan oleh Tunner (1981) Dengan nama teori SITAR sebagai pengabungan dari Taksonomi Hudson
1.      Teori Sinoptik
2.      Teori Inkremental
3.      Teori Transaktif
4.      Teori Advokasi
5.      Teori Radikal
6.      Teori Sitar
Metode Perencanaan
Smith (1982) secara umum menyebutkan delapan metode perencanaan, namun metode ini dapat pula untuk di gunakan dalam perencanaan pendididkan.
1)      Analisis Sumber dan Cara Tujuan
2)      Analisis Masukan dan Keluaran
3)      Analisa Ekonometrik
4)      Diagran Sebab Akibat
5)      Delphi
6)      Heuristik
7)      Analisa Siklus Kehidupan
8)      Analisis Nilai Tambahan
9)      Proyeksi 


CONTOH KASUS

PERKEMBANGAN IPTEK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini sangat luar biasa, antara lain di bidang pertanian, industri, kesehatan, kemiliteran, dan informasi. Jenis teknologi yang terakhir yang disebut dengan Tripple-T Revolution yang terdiri dari revolusi transportasi, telekomunikasi, dan turisme. Bentuk revolusi inilah yang merupakan pendukung utama terjadinya globalisasi ekonomi. Baik dalam skala besar maupun kecil revolusi tersebut akan mempengaruhi perkembangan ekonomi besar maupun ekonomi rakyat, seperti koperasi dan usaha kecil menengah yang bergerak di sektor agribisnis.
      Bentuk pengaruh dari Tripple-T Revolution antara lain:
1.      Melalui revolusi telekomunikasi yang inklusif terjadi revolusi informasi, maka informasi tentang pasar dan teknologi baru akan mudah di terima dengan cepat oleh semua pelaku ekonomi.
2.  Transfer teknologi dan antisipasi jenis komoditi apa saja yang layak dikembangkan juga bisa mendorong berkembangnya usaha ekonomi.
3.   Revolusi tersebut diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan wilayah pedesaan dan perkotaan dalam pemasaran berbagai produk (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat kedua wilayah tersebut secara lebih efisien.
Namun yang perlu diperhatikan oleh sektor agribisnis, terutama yang berskala kecil dan menengah dengan aset sumber daya yang sedemikian rupa, adalah jenis teknologi yang akan digunakan. Pemilihan teknologi memerlukan pertimbangan kemampuan dan kegunaannya. Jangan sampai teknologi maju yang digunakan justru akan dapat menimbulkan distorsi ekonomi dan sosial, bahkan merusak lingkungan. Faktor utama yang perlu di pertimbangkan adalah kemampuan tenaga kerja (sumber daya manusia) yang pada umumnya di sektor agribisnis berskala kecil relatif masih rendah, di samping itu harga teknologi yang tidak terjangkau.
Misalnya, tanpa mengabaikan perkembangan iptek yang begitu cepat, dengan mempertimbangkan sumber daya manusia dan anggaran yang ada, maka teknologi yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.  Dapat di operasionalkan dengan mudah, sekalipun oleh pengguna yang masih rendah taraf keterampilannya.
b.  Sarana dan prasarana pendukung teknologi dapat disediakan dengan mudah dengan harga yang terjangkau.
c.       Teknologi tertentu dapat dibuat dan diperbaiki di lokasi sendiri.
d.      Mampu menciptakan efek ganda pada beragam sektor usaha baru.
Sementara itu, kompetensi sumber daya manusia perlu di daya gunakan agar merekan mampu menciptakan bisnis nasional bahkan internasional yang mampu bersaing. Hal itu perlu diwujudkan secara gradual melalui pelatihan, pemagangan bisnis, dan aktif dalam lokakarya serta pertemuan-pertemuan bisnis dan iptek.
     ( Sumber : Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawiira, Ghalia Indonesia Anggota  IKAPI )
ANALISIS KASUS
1.      Masalah yang dihadapi

  •       SDM masyarakat yang kurang terampil 
  •       Kendali financial yang dihadapi masyarakat
2.      Penyebab permasalahan
  •     Rendahnya tingkat SDM yang dimiliki oleh masyakat dan kurangnya pelatihan tenaga kerja dari pemerintah
3.      Penyelesaian
  •        Pemerintah harus lebih fokus meningkatkan ketrampilan kerja masyarakat
  •       Memperkenalkan tekhnologi agribisnis sehingga masyarakat mampu bersaing dalam skala nasional dan internasional
  •    Memberikan subsidi pada tekhnologi agribisnis sehingga masyarakat bisa meningkatkan produktifitasnya
Daftar Pustaka
James A.F Stoner. 1996. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Husaini Usman. 2008. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Sri Wiludjeng. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Garaha Ilmu.
Stephen P Robbins & Mary Coulter. 2004. Manajemen. Jakarta: Indeks Group Garamedia.
Kamis, 17 Oktober 2013
Minggu, 06 Oktober 2013
Jumat, 18 Oktober 2013
Minggu, 24 November 2013

0 comments:

Post a Comment