Psikologi Manajemen (Minggu Ketiga)
MANFAAT PERENCANAAN
Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya :
1. Membantu
manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2. Membantu
dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama
3. Memungkinkan
manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
4. Pemilihan
berbagai alternatif terbaik
5. Standar
pelaksanaan dan pengawasan
6. Penyusunan
skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
7. Menghemat
pemanfaatan sumber daya organisasi
8. Alat
memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
9. Membuat
tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
10. Meminimumkan
pekerjaan yang tidak pasti
11. Menghemat
waktu, usaha dan dana
Dalam
perencanaan ada beberapa langkah, diantaranya :
Tahap
I :
menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Tahap II : merumuskan keadaan saat
ini
Tahap III : mengidentifikasi segala
kemudahan dan hambatan
Tahapa
IV : mengembangkan rencana
atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
Syarat
Perencanaan
Perencanaan yang dibuat harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
Ø Faktual
dan realistik
Ø Logis
dan rasional
Ø Fleksibel
Ø Kontinuitas
Ø Dialektis
Sifat
Perencanaan
a. Kontribusi
terhadap tujuan (contribution of onjective)
Yaitu
perencanaan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan.
b. Kedudukan
yang istemewa dari suatu perencanaan (primacy of planning)
Bahwa
setiap perencanaan selalu mendapat tempat yang pertama dalam suatu proses
manajemen dan perencanaan harus mampu memberikan arah terhadap proses manajemen
selanjutnya.
c. Kemampuan
pengisian dari planning (pervasiveness of planning)
Yaitu
perencanaan merupakan dasar manajemen yang berisi tujuan dan cara
pencapaiannya.
d. Efisiensi
dari perencanaan (effeciency of planning)
Rencana
yang telah direncanakan dapat tercapai dengan cara yang efisien.
Tujuan
Perencanaan
a. Standar
pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya
b. Mengetahiu
kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
c. Mengetahiu
siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya
d. Mendapatkan
kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
e. Meminimalkan
kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu
f. Memberikan
gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
g. Menyerasikan
dan memadukan beberapa sub kegiatan
h. Mendeteksi
hambatan kesulitan yang bakal ditemui
i.
Mengarahkan pada
pencapaian tujuan
JENIS PERENCANAAN DALAM
ORGANISASI
1.
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis
dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki
yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka
panjang dan strategi dan tindakan untuk mencapainya. Perencanaan ini merupakan
proses dimana eksekutif atau top manajer meramal arah jangka panjang dari suatu
entitas dengan menetapkan target spesifik pada kinerja, dengan mempertimbangkan
kondisi internal dan eksternal untuk melakukan tindakan perencanaan yang
dipilih.
Hal ini biasanya
dilakukan dalam organisasi pada tingkat manajerial, atau tingkat tertinggi
perintah, yang dilakukan dengan cara taktik dan prosedur yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu atau diberikan perencanaan jangka panjang lebih dari 5
tahun.
Perencanaan strategis juga merupakan suatu hal untuk merencanakan strategi dalam segala hal, atau dalam kehidupan sehari-hari setiap orang.
Perencanaan strategis juga merupakan suatu hal untuk merencanakan strategi dalam segala hal, atau dalam kehidupan sehari-hari setiap orang.
2.
Perencanaan Taktis atau Taktik
Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada
dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu.
Perkembangannya terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk
efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi.
Dalam perusahaan besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang
diberikan oleh setiap kepala bagian.
Bagian taktis merupakan proses yang berkelanjutan, yang
bertujuan dalam waktu dekat, merampingkan pengambilan keputusan dan menentukan
tindakan. Bagian Ini dilakukan secara sistemik karena merupakan totalitas yang
dibentuk oleh sistem dan subsistem, seperti yang terlihat dari sudut pandang
sistemik. Apakah iteratif, dan proyek mana yang harus fleksibel dan menerima
penyesuaian dan koreksi. Teknik ini memungkinkan pengukuran siklus dan evaluasi
sebagai dijalankan yang secara dinamis dan interaktif dilakukan dengan orang
lain, dan merupakan teknik yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dari efisiensi.
3.
Perencanaan Operasional
Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh
lingkungan harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus
mengkonversi dan menafsirkan keputusan strategis, tingkat tertinggi, ke dalam
rencana konkrit di tengah dan membuat rencana yang akan dilakukan dan, pada
gilirannya, dibagi lagi menjadi rencana operasional dan rincian yang akan dijalankan
pada tingkat operasional.
Karena jadwal pada tingkat operasional sesuai dengan set bagian
homogen dari perencanaan taktis, yaitu, mengidentifikasi prosedur spesifik dan
proses yang diperlukan di tingkat bawah organisasi, menyajikan rencana aksi
atau rencana operasional. Hal ini dihasilkan oleh tingkat organisasi yang lebih
rendah, dengan fokus pada kegiatan rutin perusahaan, oleh karena itu, rencana
dikembangkan untuk waktu yang singkat.
Perencanaan Operasional ini dilakukan pada karyawan di tingkat
terendah dari organisasi. Membuat perencanaan kecil sebuah organisasi dan
merinci bagaimana tujuan akan dicapai. Bahkan, semua titik dasar perencanaan
terjadi di tingkat operasional, yang sangat mempengaruhi dan menentukan,
bersama dengan, hasil taktik.
Termasuk tugas-tugas operasional dan skema operasi yang benar
dan efisien dalam menjalani sistem pendekatan reduksionis proses khas ditutup.
Hal ini dilakukan berdasarkan proses diprogram dan teknik komputasi. Ini
mengubah ide menjadi kenyataan, atau mengeksekusi tujuan dari suatu tindakan melalui
berbagai rute, jangka pendek pekerjaan umumnya kurang dari 1 tahun.
4.
Perencanaan Normatif
Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang
ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan
standar, metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan. Standar-standar
tentang pendirian aturan atau
undang-undang dan kebijakan dalam setiap kelompok atau organisasi, terutama
untuk menjaga pengendalian, pemantauan dan pengembangan perencanaan dan
pengembangan standar dan kebijakan. Perencanaan berhubungan erat dengan desain
struktur organisasi. Ini berlaku di daerah yang sangat spesifik, yang umumnya
adalah mereka yang mengawasi dan menentukan aspek pada tingkat lainnya tidak
dapat dipisahkan.
Ruang
Lingkup Perencanaan
1. Perencanaan Dimensi Waktu
a.
Perencanaan
Jangka Panjang
b.
Perencanaan
Jangka Menengah
c. Perencanaan Jangka Pendek
2.
Perencanaan Dimensi Spasial
a.
Perencanaan
Nasional
b.
Perencanaan
Regional
c.
Perencanaan
Tata Ruang
3.
Perencanaan Dari
Dimensi Tingkatan Teknis Perencanaan
a.
Perencanaan
Makro
b.
Perencanaan
Mikro
c.
Perencanaan
Sektoral
d.
Perencanaan
Kawasan
e.
Perencanaan
Proyek
4.
Perencanaan Dari
Dimensi Jenis
5.
Perencanaan Dari atas ke Bawah
6.
Perencanaan Dari Bawah ke Atas
7.
Perencanaan Menyerong Kesamping
8.
Perencanaan Mendatar
9.
Perencanaan Menggelinding
10. Perencanaan Gabungan
Atas Kebawah dan Bawah Keatas
Teori
Perencanaan
Hudson dalam
Tunner (1981) menyatakan taksonomi perencanaan antaralain sinoptik,
inkremental, transaktif, advokasi dan radikal selanjutnya di kembangkan oleh
Tunner (1981) Dengan nama teori SITAR sebagai pengabungan dari Taksonomi Hudson
1.
Teori Sinoptik
2.
Teori Inkremental
3.
Teori Transaktif
4.
Teori Advokasi
5.
Teori Radikal
6.
Teori Sitar
Metode Perencanaan
Smith (1982) secara
umum menyebutkan delapan metode perencanaan, namun metode ini dapat pula untuk
di gunakan dalam perencanaan pendididkan.
1)
Analisis Sumber dan Cara Tujuan
2)
Analisis Masukan dan Keluaran
3)
Analisa Ekonometrik
4)
Diagran Sebab Akibat
5)
Delphi
6)
Heuristik
7)
Analisa Siklus Kehidupan
8)
Analisis Nilai Tambahan
9)
Proyeksi
CONTOH KASUS
PERKEMBANGAN
IPTEK
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di dunia ini sangat luar biasa, antara lain di bidang
pertanian, industri, kesehatan, kemiliteran, dan informasi. Jenis teknologi
yang terakhir yang disebut dengan Tripple-T
Revolution yang terdiri dari revolusi transportasi, telekomunikasi, dan
turisme. Bentuk revolusi inilah yang merupakan pendukung utama terjadinya
globalisasi ekonomi. Baik dalam skala besar maupun kecil revolusi tersebut akan
mempengaruhi perkembangan ekonomi besar maupun ekonomi rakyat, seperti koperasi
dan usaha kecil menengah yang bergerak di sektor agribisnis.
Bentuk pengaruh dari Tripple-T Revolution
antara lain:
1.
Melalui revolusi telekomunikasi yang inklusif terjadi revolusi
informasi, maka informasi tentang pasar dan teknologi baru akan mudah di terima
dengan cepat oleh semua pelaku ekonomi.
2. Transfer teknologi dan antisipasi jenis komoditi apa saja yang
layak dikembangkan juga bisa mendorong berkembangnya usaha ekonomi.
3. Revolusi tersebut diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan
wilayah pedesaan dan perkotaan dalam pemasaran berbagai produk (barang dan
jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat kedua wilayah tersebut secara lebih
efisien.
Namun yang perlu
diperhatikan oleh sektor agribisnis, terutama yang berskala kecil dan menengah
dengan aset sumber daya yang sedemikian rupa, adalah jenis teknologi yang akan
digunakan. Pemilihan teknologi memerlukan pertimbangan kemampuan dan
kegunaannya. Jangan sampai teknologi maju yang digunakan justru akan dapat
menimbulkan distorsi ekonomi dan sosial, bahkan merusak lingkungan. Faktor
utama yang perlu di pertimbangkan adalah kemampuan tenaga kerja (sumber daya
manusia) yang pada umumnya di sektor agribisnis berskala kecil relatif masih
rendah, di samping itu harga teknologi yang tidak terjangkau.
Misalnya, tanpa
mengabaikan perkembangan iptek yang begitu cepat, dengan mempertimbangkan
sumber daya manusia dan anggaran yang ada, maka teknologi yang digunakan
hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat di operasionalkan dengan mudah, sekalipun oleh pengguna
yang masih rendah taraf keterampilannya.
b. Sarana dan prasarana pendukung teknologi dapat disediakan dengan
mudah dengan harga yang terjangkau.
c.
Teknologi tertentu dapat dibuat dan diperbaiki di lokasi
sendiri.
d.
Mampu menciptakan efek ganda pada beragam sektor usaha baru.
Sementara itu, kompetensi
sumber daya manusia perlu di daya gunakan agar merekan mampu menciptakan bisnis
nasional bahkan internasional yang mampu bersaing. Hal itu perlu diwujudkan
secara gradual melalui pelatihan, pemagangan bisnis, dan aktif dalam lokakarya
serta pertemuan-pertemuan bisnis dan iptek.
( Sumber : Manajemen
Sumber Daya Manusia Strategik, Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawiira, Ghalia
Indonesia Anggota IKAPI )
ANALISIS KASUS
1.
Masalah yang dihadapi
- SDM masyarakat yang kurang terampil
- Kendali financial yang dihadapi masyarakat
2.
Penyebab permasalahan
- Rendahnya tingkat SDM yang dimiliki oleh masyakat dan kurangnya pelatihan tenaga kerja dari pemerintah
3.
Penyelesaian
- Pemerintah harus lebih fokus meningkatkan ketrampilan kerja masyarakat
- Memperkenalkan tekhnologi agribisnis sehingga masyarakat mampu bersaing dalam skala nasional dan internasional
- Memberikan subsidi pada tekhnologi agribisnis sehingga masyarakat bisa meningkatkan produktifitasnya
Daftar
Pustaka
James
A.F Stoner. 1996. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Husaini Usman. 2008. Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sri Wiludjeng. 2007. Pengantar
Manajemen.
Yogyakarta: Garaha Ilmu.
Stephen
P Robbins & Mary Coulter. 2004. Manajemen. Jakarta: Indeks Group
Garamedia.
Kamis, 17 Oktober 2013
Minggu, 06 Oktober 2013
Jumat, 18 Oktober 2013
Minggu, 24 November 2013
0 comments:
Post a Comment